Perbedaan SMA dan Perguruan Tinggi


Pakaian adalah hal yang paling jelas menunjukkan perbedaan antara kuliah dan sekolah. Siswa sekolah menggunakan pakaian seragam, sedangkan mahasiswa menggunakan pakaian bebas rapi. Tapi yang paling penting waktu kuliah adalah anda harus selalu menggunakan baju berkerah dan sepatu. Apakah perbedaan itu hanya soal pakaian? Tentu tidak, ada banyak sekali perbedaan antara SMA dan Perguruan tinggiPerbedaan itu sangat besar sehingga akan menuntut Anda harus siap dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Lambat dalam menyesuaikan diri dengan sistem di kampus bisa membuat kuliah terasa menjadi berat dan bisa jadi berakibat lambat selesai. Agar bisa menyesuaikan diri dengan cepat, ada baiknya anda mengetahui beberapa perbedaan yang paling penting antara sekolah dan kuliah berikut ini:

Pelajar dan Mahasiswa

Pelajar

Kelas-kelas pada sekolah pada umumnya diisi oleh orang yang relatif homogen, paling tidak mereka biasanya berasal dari satu kota, bahkan mungkin pemukiman mereka saling berdekatan. Orang-orang yang homogen tinggal saling berdekatan biasanya memiliki budaya yang tidak jauh berbeda, sehingga lebih mudah untuk bergaul. Jumlah siswa perkelas biasanya tidak terlalu banyak, stabil sekitar 30 sampai 40 orang perkelas.

Mahasiswa

Berbeda sekali dengan perguruan tinggi yang berisi mahasiswa, biasanya asal mahasiswa sangat beragam. Anda bisa menemui teman yang berasal dari kota yang berbeda, dari provinsi yang berbeda, bahkan bisa saja berasal dari negara yang berbeda. Hal ini menjadikan kelas kuliah lebih kaya, namun tentu saja kita harus meningkatkan daya adaptasi dengan orang-orang yang berbeda-beda asal dan budayanya tersebut.
Jumlah mahasiswa dalam satu perkuliahan umumnya tidak tetap, anda bisa saja kuliah mata kuliah yang berisi hanya lima mahasiswa, tapi di mata kuliah yang lain anda bisa saja belajar bersama hingga 100 orang lebih dalam satu ruangan.

Sistem Pembelajaran

Paket Pelajaran

Sebagian besar pelajaran diberikan langsung kepada Anda dalam bentuk paket pelajaran, kelas 1 pelajarannya seperti ini, kelas 2 seperti itu dst. Dan untuk berbagai pelajaran tersebut telah tersedia dengan banyak bahan dan buku. Hampir semua materi yang anda pelajari di bangku SMA diperolah dari buku paket dan dari materi yang disampaikan oleh guru. Anda mungkin juga memiliki konselor bimbingan yang memberitahu Anda program yang sesuai untuk Anda ambil, IPA, IPS atau Bahasa.
Walaupun saat ini sudah mulai diaplikasikan sistem pembelajaran dua arah yang disebut KTSP atau kurikulum 2013 atau nama lainnya yang sering berubah, guru tetap dominan dikelas. Karena bagaimanapun siswa sekolah masih perlu bimbingan dari gurunya.

Sistem Kredit Semester

Di perguruan tinggi, Anda bertanggung jawab sendiri untuk mendaftar kelas yang perlu Anda ambil untuk lulus dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS). Selama kuliah di perguruan tinggi, kita akan memiliki seorang pembimbing yang disebut sebagai Pembimbing Akademik yang biasanya dikenal sebagai Dosen PA yang ditunjuk oleh jurusan. Dosen PA ini yang akan menjadi tempat kita berkonsultasi tentang perkuliahan, termasuk saat anda akan mengisi formulir rencana studi yang berisi daftar mata kuliah dan bobotnya (SKS).
Baca juga: Pengertian Satuan Kredit Semester (SKS)
Tentang bahan kuliah, anda harus proaktif mencari sendiri, karena itu mahasiswa akan jauh lebih sering mengunjungi perpustakaan daripada siswa sekolah. Tugas-tugas kuliah biasanya membutuhkan literatur dari perpustakaan. Bisa saja kita membeli sendiri buku-buku tersebut, namun jumlahnya akan sangat banyak dan hampir semua buku teks di perguruan tinggi mahal.
Dosen sebenarnya juga dominan dalam proses perkuliahan, namun dibandingkan sekolah, diskusi relatif lebih banyak dilakukan.

Pengajar

Guru

Guru SMA cenderung lebih akomodatif kepada siswa mereka daripada dosen. Pada masa SMA Anda memiliki seorang wali kelas yang mungkin berusaha mengenal anda dan memerhatikan anda. Guru tersebut juga menjadi penanggung jawab atas berbagai hal yang berhubungan dengan pembelajaraan anda, termasuk menulis hasil belajar di Rapor. Mereka juga memantau nilai dan kehadiran Anda, memberikan catatan bila Anda melewatkan kelas, dan mengingatkan Anda tentang tugas yang akan datang.
Baca juga: Bagaimana cara Menjadi Guru

Dosen

Seperti di jelaskan di Sistem Pembelajaran diatas, di perguruan tinggi, mahasiswa harus aktif. Banyak dosen tidak ambil pusing dengan absensi atau memiliki waktu untuk memastikan semua mahasiswanya mendapatkan nilai yang memuaskan untuk semua kuliah mereka. Mereka hanya akan menghitung penguasaan anda dari hasil evaluasi belajar. Jika Anda melewatkan kuliah, bersiaplah untuk meminjam catatan dari teman sekelas. Jangan sampai daftar hadir anda kurang, karena dosen juga tidak akan perduli jika kita tidak bisa mengikuti ujian atau nilai akhir anda TL (Tidak Lengkap/Lulus) atau tertulis E.

Jika Anda masuk sebuah perguruan tinggi besar atau universitas, profesor Anda mungkin bahkan tidak akan mencoba  mengingat nama Anda, karena mereka memiliki ratusan siswa setiap semester. Juga, ingat bahwa jika Anda ingin bertemu empat mata dengan dosen Anda, Anda tidak akan bisa mencari-cari setelah kelas berakhir seperti yang Anda lakukan di SMA, Anda harus membuat janji dengannya selama jam kantor atau Anda dapat menghubunginya via email. Karena biasanya dosen memiliki waktu yang sangat terbatas dan sudah terencana.

Evaluasi Belajar

Ujian Semester Sekolah

Tes di SMA biasanya lebih sering diadakan oleh guru, dan bobot penilaiannya relatif kecil terhadap nilai pelajaran Anda secara keseluruhan dibandingkan ujian di perguruan tinggi. Bahan yang dipelajari juga relatif lebih sedikit, yaitu bersumber dari catatan dan buku paket yang digunakan sepanjang pembelajaran.

Ujian Semester Kuliah

Di perguruan tinggi, Anda mungkin biasanya hanya ada dua ujian per semester, yaitu ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Ujian pada bangku kuliah biasanya mencakup beberapa bab dan memiliki persentase yang lebih besar terhadap nilai akhir Anda. Sebagian besar waktu, profesor Anda tidak akan meninjau kembali materi ujian dengan Anda sebelum ujian, itu akan menjadi tanggung jawab Anda untuk mempelajari catatan dan bahan yang telah diberikan dosen. Juga, kebanyakan dosen tidak akan ujian susulan, sehingga mahasiswa harus berusaha untuk tidak melewatkan kelas pada hari ujian. Sumber bahan ujian bisa sangat luas, bahkan isu yang sedang berkembang di masyarakat dan media bisa menjadi soal ujian.

Kelulusan

Ujian Akhir Nasional

Untuk lulus dari SMA, seorang pelajar atau siswa sekolah akan menjalani ujian akhir yang saat ini kita kenal sebagai ujian akhir nasional. Siswa diberikan berbagai soal yang harus di jawab.

Sidang Ujian Akhir

Untuk lulus dari bangku kuliah, seorang mahasiswa harus membuat sebuah karya tulis ilmiah. Untuk program Diploma, karya tulis il biasanya berupa laporan kerja praktek, sedangkan untuk program sarjana disebut sebagai Karya tulis tersebut harus dipertanggungjawabkan dan dipertahankan oleh mahasiswa bersangkutan dalam sebuah sidang ujian akhir.
Baca juga: Pertimbangan dalam Memilih Topik Penelitian Tugas Akhir

Itulah sedikit gambaran perbedaan antara bangku sekolah dan bangku kuliah. Keduanya memiliki atmosfer yang sangat berbeda. Untuk teman-teman yang akan masuk ke perguruan tinggi, siapkanlah diri sebaik mungkin agar tidak kagok dan dapat menjalani perkuliahan dengan sukses.
Berusahalah yang terbaik. Setelah itu serahkan pada-Nya.